TARBIYAH

TARBIYAH

Rabu, 19 Januari 2011

PLURALISME

Pengertian pluralisme

Pluralisme berasal ari kata “plural” yang berarti kemajemukan atau keanekaragaman dan “isme” yang berarti paham, jadi pluralism adalah paham kemajemukan.

Pluralisme atau Kemajemukan

ž Sikap dasar yang seharusnya dikembangkan adalah sikap bersedia untuk menghargai adanya perbedaan masing-masing anggota masyarakat.

ž Perbedaan dipandang sebagai hak fundamental dari setiap anggota masyarakat dan menuntut anggotanya untuk menjaga, menghargai dan menumbuhkan nya

Pluralisme dalam kajian studi islam

ž Musa Asy’ariè sesungguhnya berbeda dengan orang lain bukanlah suatu kesalahan, apalagi kejahatan , namun sangat diperlukan.

ž Al-Qur’an mengajarkan kepada kepada kita akan penting dan perlunya memberlakukan perbedaan dan Pluralisme secara arif yaitu untuk mengenal dan belajar atas adanya perbedaan dan Pluralitas untuk saling membangun dan memperkuat saling pengertian dan tidak melihat dalam perspektif tinggi dan rendah ataupun baik dan buruknya .

ž Al-Qur’an juga menganjurkan kepada kita untuk dapat menjaga dan mengembangkan musyawarah.

ž Musyawarah yang di anjurkan adalah musyawarah yang dilakukan secara tulus dan ikhlas bukan yang basa-basi yang selama ini berkembang dalam iklim kehidupan politik yang represif yang akhirnya hanya melahirkan kesepakatan yang kosong hanya ada diatas kertas tetapi tidak dijalankan dalam aktualitas kehidupan bersama dan tidak melahirkan dampak yang mententramkan bagi kehidupan masyarakat.

Islam dan Tantangan Pluralisme agama

1. Perkembangan spiritual dan materitual

a. Bukanlah hal yang sulit bagi Allah untuk membuat umat manusia menjadi satu komunitas tetapi Allah memberi Rahmat dengan Pluralisme dengan menambah kekayaan dan keberagaman hidup.

b. Setiap komunitas mempunyai jalan hidup kebiasaan tradisi dan hukumnya sendiri dan semua hukum dan cara hidup itu haruslah menjamin perkembangan dan memperkaya hidup walaupun berbeda satu sama lain.

c. Allah tidak memaksakan satu hukum untuk semuanya dan sebaliknya menciptakan banyak pluralitas.

d. Allah tidak menciptakan banyak pluralitas dengan sesuatu tujuan yaitu untuk menguji umat manusia atas apa yang telah diberikan kepada mereka (misalnya perbedaan kitab suci, hukum, dan jalan hidup). Tujuan itu adalah untuk hidup secara damai dan harmonis sesuai kehendah Allah. Perbedaan hukum dan jalan hendahnya tidak menjadi penyebab ketidakharmonisan dan perbedaan yang diharapkan dari manusia adalah hidup degan segala perbedaan & berlomba-lomba satu sama lain dalam amal kebaikan.

2. Menghormati tempat-tempat ibadah

Sebagai konsekuensi semua tempat ibadah harus dihormati dan dilindungi, al-Qur’an menyebutkan bahwa di dalam tempat-tempat ibadah baik itu gereja, tempat ibadah orang yahudi atau masjid banyak disebut nama Allah. Bagian yang paling konkrit & signifikan. Tidak ada tempat ibadah agama yang lebih istimewa.

3. Civil society yang Pluralis

Islam betul-betul berupaya mengembangkan civil society yang pluralis dan menjamin martabat dan kebebasan setiap orang

ž Karena teori-teori ini self contradiction dan reduksionisme yang pada dirinya akhirnya berseberangan dengan tujuan yang semula direncanakan bukannya toleran tapi malah berubah menjadi intoleran dan bengis terhadap perbedaan agama lebih dari itu teori cenderung mengeliminasi dan menekan “kelainan yang lain-lain” (the otherness of the others). Tren-tren pluralism agama lebih merupakan ‘masalah’ baru daripada sebuah solusi.

Pluralism ditilik dari nalar kritis dan historis

ž Fenomena pluralitas agama telah banyak menyita perhatian para teolog, filosof, pemikir, budayawan, akademisi dan kaum cerdik-cendekiawan

ž Solusi yang ditawarkan oleh kaum pluralis muslim atas isu kemajemukan tentu saja tampak menarik, meyakinkan dan promising namun kajian yang kritis dan mendalam terhadap argument dan nalar yang dikembangkan menunjukkan adanya kelemahan yang sangat mendasar, baik dari segi metodeologi maupun subtansi, diantaranya :

a. Inkonsistensi

b. Reduksi

kerancuan nalar kritis pluralism agama Menurut Jonh Hick ada 2 hal:

a. Gagasan pluralism agama tidak monolitik, dalam pengertian terdapat pluralitas dalam pluralisme agama.

b. Pluralism memang meniscayakan keragaman dan divercity bukan persamaan namun perbedaan itu bukan saling dibenturkan melainkan dimaknai sebagai desain Ilahi dan kebjakan social sehingga memunculkan sifat inklusif dan apresiasif.

ž Dalam al-Qur’an ada 3 sikap terhadap non muslim:

a. Positif

b. Netral

c. Negative

ž Pernyataan pluralitas masyarakat, masing-masing agama hidup dalam splendid isolution (keterasingan sempurna) dan different tolerance (toleransi acuh tak acuh) belum beranjak ketingkat meet each other to learn from and help each other (bertemu untuk belajar dan menolong satu sama lain) sehingga sangat mudah di manfaatkan kelompok-kelompok kepentingan untuk mewujudkan ambisi-ambisi politik social.

ž Umat beragama belum melakukan learn from and help each other biasanya cenderung eksklusif dan memandang hubungan antar agama dengan kacamata “superior” dan “inferior”

Dari Pluralism ke Dialog Agama

1. Islam dan Pluralisme

Kesamaan pandangan mengenai pluralism yakni menerima keragaman sebagai fakta sejarah dan social.

Dekage terakhir gagasan-gagasan yang memihak dialog dan pluralisme agam mulai mendapat perhatian.

Pemikiran muslim modernis dan liberal menganggap pluralism sebagai bagian dari desain dari Ilahi dank arena itu melambang kekayaan.

2. Komitmen Dialog

Untuk dapat mengakui, mentolelir, mempertahankan dan bahkan mendorong pluralism agama, seseorang tidak perlu meninggalkan komitmennya terhadap agamanya sendiri.

Secara pskologis tanpa komitmen dan loyalitas, kita tidak akan bisa mengartikulasikan secara bermakna perihal religious personality atau religious community.

Perbicaraan tentang pluralitas dan dialog agama akan sangat berarti apabiala terjadi dikalangan orang-orang yang punya komitmen.

Model Dialog Antar Agama

1. Signifikansi dialog

Paradigma keagamaan telah terpatri dan teraplikasi dalam kehidupan beragama, maka model dialog agama yang dianggap sesuai karakter dan sosio cultural masyarakat setempat dapat dilalui dalam sebuah musyawarah dan kesepakatan bersama antar mereka yang berbeda agama.

2. Model dialog

Muhammad Jafar menegaskan 3 model dialog :

1. Parliamentary dialogue (dialog parlementer)

2. Institutional dialogue (dioalog kelembagaan)

3. Dialogue in community (dialog dalam masyarakat) dan dialog oflife (dialog kehidupan)

Muhtadin menawarkan suatu pendekatan cultural sebagai mekanisme dialog agama yang sangat penting dan lebih mengena.

Dilemma Pluralism Dan Dialog Agama

1. Terkesan elitis

Dalam lingkup yang lebih luas, gagasan pluralism dan inklusivisme hendaknya dikembangkan sebagai wacana public melalui intensifikasi pnyelenggara ekskusi, seminar dsb guna mengenalkan identitas agama-agama dan alirannya dengan perspektif wawasan yang lebih terbuka dan tidak fanatic.

2. Bias politik

Kerukunan dan persaudaraan antar agama seringkali tercabik oleh perbedaan orientas politik tokoh-tokok keagamaan

Intergritas Dialog Antar Agama

ž Hal positif dari aktivitas dialog lintas agama

1. Berkumpulnya orang-orang dari berbagai keyakinan yang berbeda dan tumbuhnya semangat persahabatan, dan saling percaya dikalangan masyarakat yang semula mempunyai pandangan negative bahkan permusuhan satu sama lain.

2. Berkembangnya bentuk kesarjanaan yang lebih simpatik dan bersahabat tentang islam, terutama dalam lingkungan academia Kristen barat.

3. Lompatan metodelogis dalam studi agama-agama.

Tantangan

Tantangan yang kita hadapi bukan bagaimana menyelamatkan agama dari keaneragaman teologi, misi, dan tradisi, melainkan bagaimana membangun komitmen menghargai perbedaan itu. Al-Qur’an sendiri hanya menganjurkan agar kita mencari-cari titik temu (kalimatun sawa’), bukan menyeragamkan perbedaan dalam teologi, ritual ataupun institusi, sebab keragaman itu memang desain Ilahi,

ž Agama dan Perbedaan

Kultur perdamaian dapat tumbuh, berkembang, dan membawa kita kepada masa depan yang lebih baik.

Kita memang menaruh harapan besar bahwa diaolog lintas agama akan memberi kontribusi signifikan terhadap pembentukan kultur perdamaian.

Munculnya sejumlah gerakan social yang berjuang untuk menciptakan dunia yang lebih adil dan damai.

11 komentar:

  1. riski purwani:

    ternyata pluralisme sangat perlu dan penting, supaya kita tidak mersa kalau agama kita yang paling benar, dan menganggap agama orang lain salah, sehingga kita akan bisa menghargai agama yang lain,,,, sehingga dalam kehidupan kita bisa hidup dala lingkungan yang plural dan menganggap kalau perbedaan itu adalah rahmat yang seharusnya kita syukuri...

    BalasHapus
  2. dWI hASTUTI pUNGKASARI :
    PLURALISME :paham yang menghargai perbedaan....hal itu penting di tanamkan, mengingat semakin lama perbedaan yang ada semakin berkembang. Sehingga kita bisa menghargai dan tidak saling membenci..Karena ketika kita menganggap kita benar, belum tentu orang itu salah...

    BalasHapus
  3. rani ristiyanti:
    Pluralisme mengakui bahwa semua agama akan memperoleh peluang keselamatan selama mereka beriman kepada Tuhan, hari akhir dan beramal saleh. Pluralisme tidak berarti kita menganggap semua agama benar. Pluralisme mengakui bahwa setiap agama benar dengan ukuran kebenarannya sendiri. Tuhan menciptakan agama yang berbeda-beda agar kita berlomba-lomba dalam kebaikan.
    Surah al-Hujurat : 13, “…Sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan serta menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal…”
    perbedaan adalah sebuah karunia Allah , dengan adanya sebuah perbedaan kita mampu memahami dan menyatu dengan lingkungannya (alam) yang beragam, dengan demikian pula kita dapat memahami akan kuasa Tuhan, dan mampu menyingkirkan rasa benar sendiri dari dalam jiwa.

    BalasHapus
  4. Ahmad Idzom Ubaidillah:
    Sebuah pandangan.
    Pluralisme memang perlu.
    namun ketika pluralisme dijadikan sebuah kewajiban 'ain yang selalu di nomor satukan dan di dewa kan akan berimplikasi pada liberalisme halus yang akan tidak kita sadari.
    Bisa jadi pluralisme adalah musuh dalam selimut bagi Islam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sekali...
      toleransi dan saling menghargai antar umat beragama saja, dan bukan membenarkan agama lain selain agama Islam.

      Hapus
  5. Dewasa ini, pluralisme memang sedang jadi bahan perdebatan yg tak kunjung menemukan titik temu, sebagian setuju, sebagian yg lain menolaknya, mereka punya alasan sendiri untuk mempertahankan pendapatnya, menurut saya sendiri, pluralisme itu perlu, dg pluralisme kita bisa berdampingan dg penganut agama lain, bisa menghargai perpedaan. . .

    BalasHapus
  6. membahas tentang isu-isu aktual yang berkembang dalam dunia islam seakan-akan membawa kita untuk selalu dan selalu waspada terhadap segalanya,dengan munculnya pluralisme,HAM,civil society dan pendidikan inklusif tentunya bisa menghipnosys kita dalam memahami gejala-gejala serta fenomena yang berkembang...
    so... we are Like It,,,!

    BalasHapus
  7. membahas tentang pluralisme memang penting...
    karena bila kita tidak dapat memahaminya kita akan salah paham...
    manun sebenarnya dengan adanya pluralisme kita dapat saling bertoleransi dan menghormati satu sam lain...
    it's important for us...i swear!!

    BalasHapus
  8. Adanya sebuah perbedaan tersebut bukan untuk saling bersalah paham,,,,
    karena dalam Al'Quran telah dikatakan bahwa pluralisme tersebut sangat penting dan banyak manfaatnya bila kita tidak menyalah gunakannya...
    apalagi dalam kehidupan kita di zaman yang telah modern seperti saat ini...
    maka dar itu kita harus benar-benar memahami agar kita tidak salah pemikiran.

    BalasHapus
  9. Aris Haimatul Safa'ati
    Tidak bisa kita pungkiri bahwa kita hidup diwarnai dengan keberagaman atau perbedaan. Dengan adanya paham yang mengkaji tentang kemajemukan (pluralisme), perbedaan tersebut menjadikan kita lebih dinamis, tidak menyalahkan pendapat orang lain serta tumbuh rasa toleransi.

    BalasHapus